-->
Kasih sayang

Kasih sayang

Terkadang kesibukan di dunia pekerjaan  membuat orang tua lalai akan tugasnya dalam mendidik anak. Tidak jarang mereka hanya mengira bahwa kebutuhan dasar anak hanya uang dan uang. Padahal, diakui atau tidak, ada hal yang lain yang merupakan kebutuhan dasar mereka sebagai seorang anak, yakni kasih sayang dan sikap keterbukaan orang tua akan perasaan anaknya. Tidaklah salah jika dikatakan uang dapat memenuhi kebutuhan, tetapi, tidak segalanya dapat dibeli dengan uang, salah satunya adalah kasih sayang. Kasih sayang itu lah yang sejatinya mereka butuhkan, “uang hanya salah satu di antara bentuk kasih sayang itu”. Karenanya, menyisihkan waktu di tengah kesibukan yang terbendung, paling tidak, menjadi ruang bagi sang anak untuk merasakan bahwa mereka merasa dipedulikan, misalnya dengan berdiskusi kecil, tidak hanya “say hello”. Bagaimana pun, ketersediaan waktu untuk mendengarkan keluh-kesah sang anak itu lah menjadi harga mahal yang tak terbayarkan. Jika telah demikian, mereka akan merasa bahwa orang tua bukan sekedar mereka yang membawa mereka ke dunia, tetapi sekaligus menjadi teman hidup dalam mengisi hari-hari yang dijalani.

Sebagai anak yang sudah menginjak dewasa mungkin sudah mengerti bahwa orang tua kerja itu untuk memenuhi kebutuhan serta keperluan anggota keluarga, termasuk anak. Akan tetapi, bagaimana kalau anak yang sedang berada di masa remaja?. Tentu jalan pemikiran mereka tidak dapat disamakan dengan yang sudah dewasa

Tidak sedikit didapati di lapangan, terutama anak-anak di usia remaja, merasakan bahwa mereka kurang kasih sayang dari orang tua nya. Apa yang perlu disadari bersama ialah, terlebih di zaman sekarang yang segala sesuatu serba mungkin terjadi, di mana jurang pergaulan bebas terbuka lebar pintunya; rayuan pergaulan yang seringkali menjadikan terenggutnya masa depan sang anak.   

Godaan hidup yang sangat menyenangkan tetapi mengantarkan pada jalan sesat dan membuahkan penyesalan, alih-alih mencari jati diri namun cara yang ditempuh tidak benar, memasuki area berbahaya seperti narkoba dan pergaulan bebas. Tidak perlu dijelaskan kiranya berapa banyak anak yang telah menjadi korban, sebab hampir setiap harinya televisi menyajikan kenyataan ini. Kalau sudah begitu, siapa yang patut disalahkan?. Orang tua yang lalai mendidik anak, ataukah anak yang yang memang menghendaki demikian? Kiranya, mempersalahkan salah satunya bukanlah pilihan yang tepat, tetapi menginsyafi hal itu lah yang seharusnya dilakukan. Di sini, terlihat adanya kaitan yang erat antara tumbuh kembang kepribadian sang anak dengan kepedulian serta kasih sayang orang tua. Sekali lagi, uang bukan satu-satunya kasih sayang. Justru uang yang tak jarang menghantarkan anak ke jurang “kehancuran”. Bukan soal sedikit atau banyak nya uang, tetapi bagaimana uang itu seharusnya dimanfaatkan, di sana lah peran serta orang tua sebagai “pendidik”. 

Sebab itulah, sebagai orang tua harus menjalani kembali peran yang semestinya. Kasih sayang tidak akan pernah tergantikan oleh uang. Tetapi, loyalitas waktu dan kasih sayang yang diberikan itu lah yang mereka butuhkan. Karenanya, mulai lah dari hal hal sederhana, seperti mengajak  putera atau putri yang sudah menjelang remaja untuk liburan bersama; kumpul keluarga ataupun sekedar makan bersama di hari libur kerja. Jika ditanyakan kepada mereka, jelas hal seperti itu yang merupakan kebahagiaan sesungguhnya. Selain itu, suasana hangat dan komunikasi yang intensif di rumah pun, menjadikan rumah sebagai tempat yang nyaman. Suasana yang demikianlah agaknya disebut “Rumahku, Surgaku”. 

Untuk itu lah, sebisa mungkin orang tua merangkul anak layaknya mereka bercengkerama dengan sahabat; mendegarkan keluh kesah mereka, peduli atas jeritan hati mereka yang sebenarnya. Jadi, apapun yang terjadi pada diri anak, hendaknya orang tua senantiasa membuka tangan untuk merangkul, menjadi telinga yang sentiasa terbuka untuk menjadi pendengar setia. Meskipun terkadang kesibukan kalian membatasi ruang dan waktu untuk bertemu, komunikasi tetaplah menjadi hal penting yang harus terus dibangun. Terlebih di era yang serba canggih, ada telepon dan media sosial dengan ragam varian nya, memungkinkan komunikasi tetap dapat berjalan meski wajah tak langsung bertatap. Sekiranya, tak ada lagi yang dapat dijadikan alasan untuk tidak melakukan hal itu. 

Sementara itu, demi terbentuknya kepribadian anak yang mengetahui bahwa hidup butuh sandaran dan sandaran terbesar itu adalah Tuhan, mulai lah mengajarkan ilmu agama kepada mereka, sedini mungkin—sesuai kemampuan yang dimiliki orang tua itu sendiri. Jika tak mampu mengajarkan dalam bentuk lisan, mulailah member contoh lewat perbuatan, misalnya dari hal-hal yang wajib dilakukan. Selain memang merupakan satu kewajiban, sisi lain yang terpenting agar anak tidak mudah terjebak rayuan pergaulan. Bagaimana pun, diakui atau tidak, benteng utama pertahanan diri seorang manusia terletak pada pemahamannya tentang agama yang menjadi bagian dari keyakinannya. Karenanya, jika telah demikian, segala bentuk kesalahan pergaulan menjadi mungkin dihindarkan. 

Meskipun begitu, hal itu tidak lantas menjadikan anak seolah dikekang dalam pergaulan, sebab pergaulan itu lah yang juga membentuk kedewasaan diri pada sang anak. Apa yang perlu diperhatikan dan menjadi fungsi utama orang tua adalah mengawasi dan mengarahkan agar anak tidak terjebak dalam pergaulan yang negatif. Dan memang senyatalah kenyataan yang harus disadari setiap orang tua. 

Hal yang wajib diingat sebagai orang tua, bahwa anak adalah suatu anugerah terbesar yang dititipkan oleh Tuhan untuk kalian. Menjaganya sampai akhir hayat, menjadi kewajban yang tidak mungkin diingkari. Lebih pastinya, kalian akan merasa bangga apabila anak yang dibesarkan denga kasih sayang dan cinta, memperoleh kesuksesan. Dan sudah sangat jelas bahwa anak kalian lah yang menjadi lampu penerang, menjadi pelita di masa tua. Bagaimana pun, mereka bukan lah milik kalian saja, tetapi mereka adalah bagian dari masyarakat, bangsa dan negara. Karenanya, bekali lah mereka dengan hal-hal yang bermanfaat.  

Artikel ini dibuat bukan dengan maksud menggurui atau pun menceramahi, tetapi sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama; saling mengingatkan satu sama lain nya. Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan artikel ini ataupun jika menyinggung perasaan seseorang. Pembuatan artikel ini berdasarkan hasil survey kami; kenyataan hidup yang membuktikan bahwa salah satu alasan pengguna narkoba dan mereka yang kebetulan sedang terjebak dalam lingkaran pergaulan bebas. Kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anaknya, juga dapat disebabkan yang dalam istilah gaulnya, Broken Home.

Broken Home tidak jarang membuat segelintir orang merasa lebih nyaman berada di luar rumah, akibat kurangnya kasih sayang keluarga, terutama orang tua, di dalam rumah nya sendiri. Padahal, rumah seharusnya menjadi tempat yang sangat nyaman; bukan hanya ruang untuk melepas kepenatan, tetapi juga ruang luas untuk menjalin keakraban antar anggota keluarga, terlebih bagi anak dan orang tua. Rumah yang nyaman dengan kehangatan serta kedamaian, menjadi sesuatu yang amat dirindukan, terlebih bagi seorang yang sedang berada di perantauan. 




2 Responses to "Kasih sayang "

  1. Saran gan.. Tulisan sama backgroundnya tak kontras...jadi agak sulit dibaca

    https://mathcyber1997.com/profil-administrator/

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih saran nya akan saya perbaiki kembali. mohon maaf baru di balas comment nya dikarenakan saya jarang aktif.. salam kenal

      Delete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel